Menelusuri Perkembangan Drama Mandarin dari Masa ke Masa: Dari Kisah Kerajaan hingga Romansa Modern

Dalam beberapa tahun terakhir, industri hiburan Tiongkok mengalami lonjakan popularitas yang signifikan, terutama dalam hal produksi drama seri Mandarin. Tidak hanya digemari di negara asalnya, drama-drama ini juga berhasil menembus pasar internasional termasuk Indonesia, berkat ceritanya yang kuat, sinematografi memukau, dan karakter yang memikat.
Seiring waktu, genre dan pendekatannya juga semakin beragam, menjadikan drama seri Mandarin sebagai pilihan menarik untuk ditonton secara maraton.
Artikel ini akan membahas perkembangan drama seri Mandarin dari masa ke masa, transformasi gaya cerita dan produksi
Era Awal: Dominasi Drama Kostum dan Legenda
Di era 80-an hingga awal 2000-an, drama seri Mandarin banyak didominasi oleh genre kostum dan sejarah, atau yang dikenal dengan istilah “wuxia” dan “xianxia”. Kisah-kisah tentang kerajaan, pendekar legendaris, dan dunia spiritual menjadi tema utama yang ditawarkan kepada penonton.
Produksi klasik seperti “Return of the Condor Heroes” dan “The Heaven Sword and Dragon Saber” menjadi ikon besar yang melekat di ingatan penggemar lama. Drama pada masa itu dikenal karena penggunaan kostum yang detail, narasi yang panjang, dan penokohan yang kuat namun cenderung dramatis.
Perubahan Gaya Cerita dan Visual
Memasuki tahun 2010-an, industri drama seri Mandarin mulai mengalami transformasi besar. Visual semakin modern berkat dukungan teknologi CGI yang lebih canggih. Alur cerita pun menjadi lebih dinamis dan tidak terlalu berlarut-larut seperti drama klasik.
Salah satu perubahan mencolok adalah munculnya tema romansa kontemporer, drama remaja, hingga kisah inspiratif dari dunia bisnis dan teknologi. Judul seperti “Love O2O”, “Go Go Squid!”, hingga “Put Your Head on My Shoulder” mencerminkan gaya baru yang lebih ringan, modern, dan cocok untuk penonton muda.
Perkembangan ini turut memunculkan gelombang penonton internasional baru yang sebelumnya belum terlalu akrab dengan drama dari Tiongkok.
Eksplorasi Genre dan Narasi Kompleks
Selain drama romantis dan sejarah, belakangan ini drama seri Mandarin mulai mengeksplorasi genre baru seperti misteri, thriller, fiksi ilmiah, dan bahkan politik. Hal ini menunjukkan bahwa industri televisi Tiongkok terus berkembang dan berani mengambil risiko untuk memperluas cakupan cerita.
Drama seperti “The Bad Kids” atau “Day and Night” memperlihatkan sisi lain dari produksi Tiongkok yang lebih gelap, realistis, dan berorientasi pada kualitas sinematik yang setara dengan drama Korea atau Barat.
Kekuatan karakter, struktur cerita non-linear, serta keberanian menyentuh isu sosial membuat banyak drama baru dari Tiongkok masuk dalam rekomendasi maraton series yang layak ditonton dalam satu akhir pekan.
Alasan Kenapa Drama Mandarin Semakin Digemari
Beberapa faktor utama yang membuat drama seri Mandarin semakin digemari antara lain:
- Jumlah episode yang tidak terlalu panjang, biasanya hanya 24–40 episode, membuatnya cocok untuk ditonton secara maraton.
- Kualitas produksi yang terus meningkat, termasuk dari sisi sinematografi, musik latar, dan akting para pemain.
- Cerita yang beragam dan relevan, baik yang bernuansa tradisional maupun kontemporer.
- Pilihan genre yang luas, dari fantasi hingga slice of life, membuat penonton tidak mudah bosan.
Perkembangan drama seri Mandarin dari masa ke masa menunjukkan evolusi luar biasa dalam hal konten, teknis produksi, hingga strategi distribusi. Dari kisah klasik tentang kerajaan dan pendekar, kini drama Tiongkok hadir dengan cerita-cerita kontemporer yang tidak kalah kuat dari negara lain.
Bagi kamu yang ingin menikmati maraton drama dengan kualitas visual dan cerita yang tak kalah seru, yuk cari rekomendasi maraton series langsung di Catchplay. Siapkan cemilan favoritmu dan nikmati cerita-cerita terbaik dari negeri tirai bambu yang terus berkembang dan mengejutkan!