Cara Menanggulangi ‘Gerakan Tutup Mulut’ pada Anak
SediaWeb – Mengurus buah hati senantiasa terdapat fase suka dukanya. Tercantum dikala membagikan sang kecil makan, kemudian mereka mulai melancarkan aksi GTM. Ditambah, umur bayi yang biasanya telah dapat pilih-pilih santapan, sehingga butuh semacam kreasi menu makan anak supaya menarik keinginannya buat makan.
GTM ataupun singkatan dari Gerakan Tutup Mulut ialah sebutan baru dari mogok makan. Anak tidak cuma hendak menutup mulutnya dikala sulit makan, mereka apalagi dapat menyemburkan santapan, melepeh, ataupun metode yang lain supaya Bunda menjauhkan santapan tesebut darinya.
Bila telah semacam itu, Bunda hendak mulai takut hendak akibat yang hendak anak terima. Semacam anak jadi mudah sakit, berat tubuhnya turun, serta minimnya gizi yang masuk ke dalam badan sehingga mempengaruhi pada berkembang kembangnya.
Pemicu Anak Melancarkan Aksi GTM
Bagi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemicu GTM yang sangat kerap dirasakan oleh anak sebab inapproptiate feeding practice, ialah pemberian santapan yang kurang cocok dengan prosedur. Fase ini kerap terjalin kala mulai membagikan MPASI ataupun sepanjang proses menyapih anak.
Oleh sebab itu, Bunda wajib mencermati ketentuan makan yang benar terlebih dulu, di antara lain:
- Memberikan makan pas waktu; tidak kurang ataupun lebih dari umur 6 bulan
- Menu santapan disesuaikan dengan tahapan pertumbuhan anak
- Kualitas santapan yang diberikan telah baik
- Kuantitas santapan yang disajikan telah tepat
- Kebersihan dalam mempersiapkan serta menyajikan makanan
Pemicu GTM yang lain yakni anak mulai merasa bosan dengan makanannya, anak lagi sakit, berkembang gigi, tidak merasa lapar, trauma dengan santapan ataupun proses pembuatannya, sampai penyajian yang kurang menarik.
Panduan Menanggulangi Anak yang Melaksanakan GTM
Berikut merupakan sebagian panduan menanggulangi GTM pada anak umur bayi yang bisa Bunda terapkan. Ayo langsung disimak!
Cari ketahui penyebabnya
Perihal awal yang bisa Bunda jalani kala anak melancarkan aksi GTM merupakan mencari ketahui penyebabnya. Apakah sang kecil lagi sariawan, berkembang gigi, ataupun bisa jadi merasa bosan dengan alterasi santapan yang senantiasa dimasak oleh Bunda.
Buat mengatasinya, Bunda dapat mengaitkan mereka dalam proses pembuatan santapan. Pastinya dicoba dengan metode yang mengasyikkan, semacam membuat bentuk- bentuk lucu dari makanannya sehingga anak hendak bersemangat buat mempersiapkan serta menyantap santapan.
Hindari Santapan Junkfood ataupun Instan
Ini tentu yang kerap Bunda jalani di rumah kala anak telah melaksanakan GTM. Perihal tersebut tidak hendak membuat mereka disiplin, melainkan malah membuat anak menjadikan santapan selaku alibi buat memperoleh perihal yang di idamkan.
Sangat kerap membagikan santapan junkfood ataupun praktis pula bisa mengganggu cita rasa anak terhadap santapan. Anak hendak terbiasa dengan santapan bercita rasa kokoh sehingga membolehkan mereka tidak menggemari santapan yang dimasak tanpa penyedap rasa.
Membuat Agenda Makan
Semacam yang dipaparkan tadinya, Bunda dapat berupaya membuat agenda makan buat mendisiplinkan waktu makan anak. Misalkan, jam makan sang kecil didetetapkan mulai dari jam 7 pagi, 12 siang, serta 7 malam.
Kemudian, buat snack ringan diberikan jam 9 pagi serta 3 sore. Dengan menertibkan agenda makan, sang kecil hendak merasa lapar pas di waktu yang dijalankan serta hendak terdorong buat mencari makanannya.
Membagikan Santapan yang Lebih Bervariasi
Sang kecil cenderung jauh lebih kilat merasa bosan terhadap santapan yang senantiasa Bunda sediakan, terlebih jika mereka telah memahami santapan yang mempunyai cita rasa kokoh semacam junkfood ataupun santapan praktis.
Nah, Bunda dapat mengakali permasalahan ini dengan membagikan santapan yang bermacam- macam buat sang kecil. Contoh, membuat bentuk- bentuk yang lucu ataupun untuk anak yang tidak suka sayur, Bunda dapat mencernanya dengan memotong kecil- kecil sayur- mayur itu supaya tidak nampak semacam sayur kemudian campur dengan santapan favoritnya.
Demikianlah panduan menanggulangi gerakan tutup mulut pada anak umur bayi. Mudah- mudahan postingan ini dapat berguna ya, Bunda!